TEMU ILMIAH IPLBI

temu ilmiah
IPLBI 2015

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi
BAPPEDA Kota Manado, Sulawesi Utara
Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia.

Waktu
30-31 Oktober 2015

Tempat
Gedung A Pascasarjana
UNIVERSITAS SAM RATULANGI

 

Temu ilmiah dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan interaksi dan komunikasi antara anggota, yang dapat mendorong terjadinya kegiatan pengembangan, akumulasi, penyebaran atau penerapan pengetahuan secara kolektif, kolaboratif, multi-perspektif dan sinergis, sehingga pembangunan lingkungan binaan di Indonesia dapat dilaksanakan lebih efisien (hemat waktu, tenaga, dan biaya) dan efektif (memberikan hasil yang optimal).

Temu ilmiah IPLBI diselenggarakan satu tahun sekali dan di laksanakan bergantian pada perguruan tinggi atau institusi tempat anggota-anggota IPLBI berafiliasi. Temu ilmiah merupakan kegiatan kerjasama antara IPLBI dan perguruan tinggi/institusi tempat temu ilmiah diselenggarakan. Temu Ilmiah IPLBI 2015 diselenggarakan pada tanggal 30-31 Oktober 2015, dan merupakan kegiatan kerjasama Jurusan Arsitektur Universitas Sam Ratulangi Manado, BAPPEDA Kota Manado, dan IPLBI.

Temu ilmiah IPLBI tidak membatasi diskusi temu ilmiah pada topik tertentu saja. Topik-topik yang terkait dengan bidang keilmuan di bawah ini dapat dipresentasikan dan di diskusikan pada Temu ilmiah:

[1] Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
[2] Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Lanskap
[3] Perencanaan dan Perancangan Kota
[4] Sejarah dan Teori Arsitektur/Kota
[5] Sains dan Teknologi Bangunan
[6] Perumahan dan Permukiman
[7] Perencanaan Wilayah dan Perdesaan
[8] Infrastruktur Wilayah dan Kota
[9] Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan
[10] Kategori Khusus Terkait Lingkungan Binaan

Presentasi dan diskusi akan dikelompokkan berdasarkan topik-topik tertentu sesuai dengan artikel yang masuk. Tetapi, pada Temu Ilmiah IPLBI 2013, diskusi utama akan fokus pada

KRIMINALISASI RUANG BINAAN KAWASAN PESISIR’.

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau serta garis pantai sepanjang 81.000 km dan luas laut sekitar 3.1 juta km2. Kawasan pesisir pantai Indonesia yang merupakan kekayaan sangat besar tersebut harus dijaga kelestariannya dengan melakukan pemanfaatan fungsi wilayah secara terencana, serasi, seimbang, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun apa yang terjadi? Wilayah pesisir di seluruh dunia menyaksikan perubahan dramatis sebagai konsekuensi pembangunan, tak terkecuali di Indonesia. Kehidupan perkotaan berkembang pindah ke daerah pesisir mencari gaya hidup santai dalam pemandangan alam sekitar. Ruang-ruang binaan yang biasanya ada di tepian pantai kawasan pesisir sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ritual masyarakat lokal, kini secara perlahan harus tergantikan dengan ritual masyarakat modern. Masyarakat yang empunya wilayah pun harus tersingkirkan karena tergantikan oleh kegiatan yang menunjang pembangunan kepada masyarakat lokal atas ruang-ruang binaan mereka. Aturan-aturan yang telah dibuat untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakatnya, kini tak lagi menjadi panutan dalam menata ruang-ruang di kawasan pesisir. Pembangunan yang merebut jasa lingkungan laut baik view maupun habitatnya untuk diperjual-belikan pada masyarakat terntentu dengan mengabaikan masyarakat okal dan lingkungannya. Memerlakukan ruang-ruang binaan di kawasan pesisir dengan semena-mena tanpa menghiraukan kondisi alam sekitarnya. Merebut area sempadan sungai, bahkan sempadan pantai sebagai area untuk bangunan-bangunan yang berisikan ruang-ruang yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi semata. Limbah-limbah sisa kegiatan bangunan terbuang begitu saja di sungai dan di pantai, tanpa ada rasa bersalah terhadap lingkungan.

Proses membangun yang cenderung mengarah pada kriminalisasi ruang binaan di kawasan pesisir semakin sulit dikendalikan, terutama oleh pengambil keputusan atau pemerintah wilayah itu.

PEMBICARA (diurut abjad)

Judy O. Waani, Dr. | Dosen Jurusan Arsitektur – UNSRAT
Mukti Ali, Ph. D | Dosen Jurusan PWK – UNHAS
Peter K.B. Assa, Ph.D | Kepala BAPPEDA Kota Manado – Sulawesi Utara
Tarcisius Yoyok W. Subroto, Dr.Eng | Dosen Jurusan Arsitektur – UGM

JADWAL

28 September 2015
Batas waktu pengiriman artikel temu ilmiah.
30 September 2015
Batas waktu pembayaran biaya partisipasi untuk penulis artikel.
16 Oktober 2015
Pengumuman rincian daftar acara Temu Ilmiah 2015.
30-31 Oktober 2015
Pelaksanaan Temu Ilmiah 2015.
Hari I – 30 Oktober | Seminar/Temu Ilmiah dan Presentasi Artikel – Kelas Paralel
Hari II – 31 Oktober | Workshop + field trip

PARTISIPASI

sampai dengan 30 September 2015
Rp. 300.000 (staff perguruan tinggi/institusi pemerintah/lembaga penelitian)
Rp. 150.000 (mahasiswa pasca-sarjana)
Rp. 100.000 (mahasiswa sarjana)
setelah tanggal 30 September 2015, sampai waktu penyelenggaraan acara
Rp. 400.000 (staff perguruan tinggi/institusi pemerintah/lembaga penelitian)
Rp. 200.000 (mahasiswa pasca-sarjana)
Rp. 150.000 (mahasiswa sarjana)

Pembayaran ditransfer ke rekening: BNI, kantor cabang Manado, no.rekening 0167845212, atas nama Cynthia EV Wuisang.
Bukti pembayaran dikirim ke alamat email unsrat@iplbi.or.id 
Catatan: pembayaran biaya partisipasi menjadi syarat pemuatan artikel di prosiding.

PUBLIKASI
Prosiding CD dan hard-copy dapat dipesan Sekretariat Panitia
unsrat@iplbi.or.id 

KONTAK
Cynthia E.V. Wuisang | 082153671893
Veronica Kumurur | 081381606753

DOWNLOAD
Template Artikel Temu Ilmiah IPLBI 2015 – Jurusan Arsitektur Universitas Sam Ratulangi
Poster Temu Ilmiah IPLBI 2015 – Jurusan Arsitektur Universitas Sam Ratulangi