temu ilmiah IPLBI 2017
Universitas malikussaleh lhokseumawe

Isu-isu pembangunan berkelanjutan terkait lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial budaya perlu dikaji lebih lanjut untuk memperoleh pembelajaran yang lebih menyeluruh terhadap arahan pelaksanaan kebijakan, rencana, dan program oleh Pemerintah melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis sesuai amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. KLHS wajib dibuat oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program sesuai dengan UU 32/2009. Hal tersebut sangat penting dilakukan untuk menjaga, melindungi. dan melestarikan kesinambungan ekosistem lingkungan hidup, mencegah dan mengurang timbulnya dampak negatif lingkungan akibat ulah oknum tertentu. se ta mewuju pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan secara komprehensif dan terintegrasi dalam peningkatan faktor ekonomi tanpa mengabaikan aspek sosial budaya daerah setempat.

Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan pengenalan, wawasan mengenai peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis Hal ini tidak hanya terbatas bagi mahasiswa saja, tetapi juga dosen, pemerintah, dan praktisi. Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh pemahaman tentang penyusunan kebijakan rencana, dan program KLHS agar dapat dimplementasikan dalam perencanaan pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan lingkungan hidup secara berkelanjutan Sasaran pelaksanaan kegiatan workshop pelatihan Kajian Lingkungan Hidup Strategis adalah para stakeholders dan masyarakat

Lingkungan Binaan Di Kawasan Rawan Bencana

 

Secara geomorfologi, Indonesia merupakan daerah pertemuan tiga lempeng tektonik yang sangat besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Masing-masing lempeng ini bergerak sesuai dengan arahnya selama jutaan tahun. Misalnya lempeng Indo-Australia menabrak lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara, dan dengan bagian Pasific di utara Irian dan Maluku Utara. Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction.

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat berbanding lurus dengan kebutuhan tempat bermukim penduduk. Kurangnya daya tampung lingkungan permukiman yang layak bagi masyarakat memperluas terjadinya pemanfaatan lahan permukiman di kawasan yang tidak sesuai. Banyak kawasan rawan bencana yang digunakan sebagai kawasan permukiman. Data dari Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) 2016 menunjukkan sebanyak 148,4 juta jiwa penduduk Indonesia menetap dan tinggal di daerah rawan gempa bumi, 5 juta jiwa di daerah rawan tsunami, 1,2 juta jiwa di daerah bahaya erupsi gunung api, 63,7 juta jiwa di daerah rawan banjir dan 40,9 juta jiwa di daerah rawan longsor.

Terdapat 386 kabupaten/kota berada di zona bahaya sedang hingga tinggi gempa bumi. Selanjutnya, ada 233 kabupaten/kota berada di daerah rawan tsunami, 75 kabupaten/kota terancam erupsi gunung api, 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya sedang tinggi banjir, serta 274 kabupaten/kota di daerah bahaya sedang tinggi bencana longsor. Sebanyak 92 persen bencana yang terjadi di Indonesia merupakan bencana hidrometeorologi (BNPB, 2016). Tahun 2016 telah terjadi 2.384 bencana dan jumlah ini meningkat dari 1.732 bencana di tahun 2015. Peningkatan bencana disebabkan oleh faktor alam seperti perubahan ikdim dan faktor antropogenik meliputi degradasi lingkungan, pemukiman di daerah rawan bencana, DAS kritis, urbanisasi, dan lainnya.

Masih terlintas bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh dan Nias pada 25 Desember 2004 silam, bencana besar ini merupakan bencana nasional terbesar yang dialami Indonesia pada saat itu. Merujuk berdasarkan data dari BNPB (2005), 173.741 jiwa meninggal dan 116.368 orang dinyatakan hilang. Sementara ratusan ribu bangunan rumah dan sarana prasarana lainnya rusak dan hancur. Dibutuhkan belasan tahun bagi Aceh untuk membangun dan berbenah kembali kawasan lingkungan binaan yang luluh lantak akibat bencana nasional tersebut. Dan pada akhir 2016 yang lalu tepatnya 7 Desember 2016, bencana gempa juga melanda Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie Jaya. sedikitnya 104 orang meninggal dunia ajribat gempa ini, serta 43.529 masyarakat Pidie Jaya yang mengungsi, dan 11.730 rumah rusak akibat gempa. Selain itu, tercatat 105 unit ruko roboh, 14 masjid rusak berat, satu rumah sakit rusak berat, dan satu unit sekolah roboh (BNPB,2016),

Reaksi manusia terhadap bencana alam yang mungkin terjadi pada lingkungan binaannya adalah antara lain: dengan menghindar (avoidance), stabilisasi (stabilization), penetapan persyaratan keselamatan struktur bangunan (provision for safety in structures) pembatasan penggunaan lahan dan penempatan jumlah jiwa (limitation of land use and occupancy occupancy) atau membangun sistem peringatan dini (establishment of early warning system) Dampak dari pasca bencana yang menjadi salah satu permasalahan utama adalah bagaimana melakukan pembangunan kembali lingkungan binaan yang tanggap terhadap bencana jamun tetap dapat memberikan kenyamanan untuk hidup berdampingan dan bersahabat dengan lingkungan binaan tersebut Serta memberikan kemakmuran kepada kehidupan masyarakatnya Keterlibatan peneliti dalam mengelaborasi lingkungan binaan pada kawasan rawan bencana sangat diperlukan guna memberikan manfaat keamanan dan keselamatan bagi masyarakat.

 

Dua kegiatan pilihan Temu Ilmiah IPLBI 2017 di Lhokseumawe:

1. Temu Ilmiah sesi perbincangan utama
LINGKUNGAN BINAAN DI KAWASAN RAWAN BENCANA
14 Oktober 2017 di Gedung Academic Convention Center, Universitas Malikussaleh
Jl. H. Meunasah Uteunkot Cunda, Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
2. Study-tour dan Workshop DATARAN TINGGI GAYO
diselenggarakan pada 15 Oktober 2017. Diselenggarakan di Aceh Tengah.

Temu ilmiah IPLBI tidak membatasi diskusi temu ilmiah pada topik tertentu saja. Topik-topik yang terkait dengan bidang keilmuan di bawah ini dapat dipresentasikan dan di diskusikan pada Temu ilmiah:

[1] Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
[2] Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Lanskap
[3] Perencanaan dan Perancangan Kota
[4] Sejarah dan Teori Arsitektur/Kota
[5] Sains dan Teknologi Bangunan
[6] Perumahan dan Permukiman
[7] Perencanaan Wilayah dan Perdesaan
[8] Infrastruktur Wilayah dan Kota
[9] Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan
[10] Kategori Khusus Terkait Lingkungan Binaan

Presentasi dan diskusi akan dikelompokkan berdasarkan topik-topik tertentu sesuai dengan artikel yang masuk. Tetapi, pada Temu Ilmiah IPLBI 2017, diskusi utama akan fokus pada ‘Lingkungan Binaan di Kawasan Rawan Bencana’ dengan pembicara utama dalam bidangnya adalah:

1. Khairul Munadi, S.T., M.Eng (Ka. UPT Mitigasi Bencana, UNSYIAH)
2. Teuku Ivan, S.T., IAI (Ketua IAI Daerah Aceh)
3. Adi Safyah Yahya, S.T., M.Sc (Dosen Prodi Arsitektur UNIMAL)

BIAYA PARTISIPASI

Penulis Artikel dan Peserta Temu Ilmiah
Profesional/Umum Rp. 375.000
Mahasiswa S2/S3 Rp. 275.000
Mahasiswa S1 Rp. 175.000

Study-tour Dataran Tinggi Gayo
Rp. 350.000

UNDANGAN MENULIS ARTIKEL ILMIAH

Artikel temu ilmiah ditulis dalam Bahasa Indonesia menggunakan templateyang telah disiapkan dengan jumlah halaman genap (4, 6, atau 8). Jumlah maksimal halaman adalah 8 (delapan) halaman. Artikel dikirim daring atau ke alamat email lhokseumawe@iplbi.or.id dengan menyebutkan pilihan kategori artikel seperti yang tertutlis di bawah ini.

[1] Perencanaan dan Perancangan Arsitektur
[2] Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Lanskap
[3] Perencanaan dan Perancangan Kota
[4] Sejarah dan Teori Arsitektur/Kota
[5] Sains dan Teknologi Bangunan
[6] Perumahan dan Permukiman
[7] Perencanaan Wilayah dan Perdesaan
[8] Infrastruktur Wilayah dan Kota
[9] Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Kebijakan
[10] Kategori Khusus Terkait Lingkungan Binaan

Pengiriman daring melalui website Temu Ilmiah

Pengiriman melalui email (hanya bila pengiriman daring melalui website Temu Ilmiah tidak berhasil)
lhokseumawe@iplbi.or.id

 

JADWAL KEGIATAN

 

Waktu Jadwal
1 Juli 2017 Awal penerimaan artikel lengkap
9 September 2017 Akhir penerimaan artikel lengkap
23 September 2017 Akhir pengumpulan hasil telaah artikel
30 September 2017 Akhir pengumpulan artikel revisi
27 September – 6 Oktober 2017 Pembayaran peserta Temu Ilmiah dan Study-tour
10 Oktober 2017 Pengumpulan Rincian Acara
14 Oktober 2017 Temu Ilmiah
15 Oktober 2017 Workshop dan Study tour Dataran Tinggi Gayo – Takengon – Aceh Tengah

PARTISIPASI
Temu Ilmiah IPLBI dapat diikuti oleh siapa saja yang berminat, tetapi presentasi pada temu ilmiah hanya dapat diikuti oleh anggota IPLBI. Untuk menjadi anggota, silahkan registrasi di sini.

Pembayaran di transfer ke rekening: Bank BNI cabang Lhokseumawe, No. Rekening 0176990198, atas nama Ibu Cut Azmah Fithri. Pendaftaran dan bukti pembayaran dikirim melalui borang pendaftaran.

Catatan: Pembayaran biaya partisipasi menjadi syarat sebagai peserta dan pemuatan artikel di prosiding.

PUBLIKASI
Semua artikel Temu Ilmiah akan diterbitkan secara online dan di cetak dalam bentuk prosiding hard-copy.

KONTAK

Nova Purnama Lisa (0813 6001 0727)
Muhammad Iqbal (0811 6702 923)

DOWNLOAD
Template Artikel Temu Ilmiah IPLBI 2017.