TEMU ILMIAH IPLBI

Nurmila Dewi  1, Soraya Masthura Hassan  2, Nurhaiza 3

1,2,3 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh.

Email korespondensi: Nurmiladewi271098@gmail.com

https://doi.org/10.32315/ti.9.k097

Abstrak

Dalam perkembangan arsitektur konsep semiotika sering digunakan di dalam konsep arsitektur, yaitu dimana para arsitek memiliki keinginan untuk mengajak seluruh masyarakat untuk bisa memahami suatu karya arsitektur dengan memberikan tanda atau pesan dalam karya arsitektur berupa elemen- elemen arsitektur bangunannya dan membentuk tanda pada bangunan. Pendekatan untuk mengklasifikasikan semiotika yaitu dengan cara dikotomi semiotika saussurean dan trikotomi semiotika pierccian. Dalam dikotomi saussurean yang di kembangkan oleh Roland Barthes disebutkan ada beberapa unsur dalam semiotika arsitektur yaitu konotasi dan denotasi. Dalam trikotomi semiotika Piercean yaitu tanda yang mengandung arti, indeks, ikon, dan simbol yang di kembangkan oleh Charles Morris menjadi pragmatik, sintaksis, dan semantik. Masjid merupakan sebuah bangunan paling khas yang melambangkan simbol Islam dan juga budaya masyarakat Indonesia yang heterogen, sehingga masjid yang ada di Indonesia tampak sangat berbeda dengan masjid-masjid serupa yang berada di wilayah Timur Tengah. Umumnya atap masjid-masjid kuno yang ada di Indonesia tidaklah mengacu kepada atap yang berbentuk kubah tetapi mengambil bentuk atap yang seperti kerucut atau tumpang dan bahkan ada yang bertingkat. Sistem tanda yang terdapat dalam arsitektur meliputi banyak aspek berupa bentuk fisik, ukuran, proporsi, serta jarak antar bagian, warna yang digunakan dan hal lainnya.

Kata-kunci : semiotika, arsitektur, tanda, makna

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 9.
K097-K106