Masyiana Arifah Alfia Riza1, Ikaputra2, Dimas Wihardyanto

1 Mahasiswa, Program Studi Magister Arsitektur, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, UGM.
2,3 Dosen, Program Studi Magister Arsitektur, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, UGM.

Email korespondensi: haloarifah@gmail.com

https://doi.org/10.32315/ti.6.i047

Abstrak

Stasiun merupakan warisan arsitektur yang mempunyai nilai potensi lokal. Stasiun yang berada pada satu jalur yang sama dengan tahun operasional tertentu umumnya mempunyai wujud fisik dari pengaruh gaya arsitektur kolonial yang sama. Namun hal ini tidak terjadi pada stasiun-stasiun di jalur KA Yogyakarta-Bantul. Wujud fisik arsitektur yang berbeda menjadikan adanya keunikan tersendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan gaya arsitektur pada stasiun tersebut dapat terjadi di jalur KA ini dan apa yang menjadi penyebabnya. Metode penelitian yang digunakan kualitatif rasionalistik. Temuan penelitian ini adalah terdapat dua era gaya arsitektur kolonial yang mempengaruhi (1) gaya kolonial peralihan dan (2) gaya kolonial paska kemerdekaan. Penyebab bangunan stasiun harus mengalami perubahan diduga karena kebutuhan akan fungsi bangunan untuk memenuhi aktivitas. Saat terjadi perubahan tersebut diduga telah memasuki era gaya arsitektur kolonial yang berbeda ketika masa pembangunan kembali, sehingga berpengaruh pada perubahan wujud fisik dari yang sebelumnya.

Kata-kunci : arsitektur, stasiun, Yogyakarta, kolonial, perubahan.

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6.
I 047-054