Wijanarka 1, Amiany 2, , Elis Sri Rahayu 3
1,2,3 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya (UPR).
Email korespondensi: wijanarka@arch.upr.ac.id
Abstrak
Lahan gambut merupakan lahan basah, sehingga seharusnya kebasahannya tetap terjaga agar tak mengering dan mudah basah. Palangka Raya merupakan perkotaan yang berkembang di lahan gambut. Karena pengembangan tata ruang kotanya direncanakan tak berdasarkan karakterisktik lahan gambut, akibatnya lahan gambut di perkotaan Palangka Raya mudah mengering. Karena mudah mengering, ketika musim kemarau, lahan gambut di perkotaan Palangka Raya mudah terbakar sehingga menimbulkan bencana asap bagi warga kota maupun warga disekitar kota Palangka Raya. Mengeringnya lahan gambut diperkotaan Palangka Raya tersebut disebabkan karena para perencana kota yang menyusun rencana tata ruang kotanya menerapkan pengetahuan perencanaan kota untuk lahan kering dan bertanah keras. Oleh karenanya, perlu dicarikan solusi kepada para perencana kota agar produk rencana tata ruang kotanya lebih tepat diterapkan di perkotaan lahan gambut. Solusi yang direncanakan berupa FGD tentang Kearifan Lokal Kolam Beje dan Pelatihan tentang Penerapan Kearifan Lokal Kolom Beje Dalam Rencana Tata Ruang Perkotaan Lahan Gambut. Kegiatan ini sedang berlangsung, dan rencananya awal bulan November 2021 akan dilaksanakan FGD sehingga pada akhir bulan Oktober 2021 gambaran refleksi kegiatan belum dapat dihasilkan. Oleh karenanya, refleksi yang dihasilkan masih berupa dugaan.
Kata-kunci : lahan gambut, tata ruang, kearifan, kolam Beje.
Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 9.
E009-E014