Fanisa Dyastari1, Agus S. Ekomadyo2, Binar Tyaghita3
1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
2 Staf Pengajar Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
3 Mahasiswa Program Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut TeknologiBandung.
Email korespondensi: fanisa.dyastari@gmail.com
Abstrak
Peningkatan jumlah penduduk Kota Bandung semakin meningkat juga disertai dengan kenaikan harga lahan. Kebutuhan akan hunian yang semakin bertambah dalam lahan-lahan kota yang semakin mahal. Pembangunan rumah susun, sebagai bentuk hunian vertikal, seringkali dilakukan melalui proses pembebasan lahan yang membutuhkan waktu yang lama dan kurang berhasil dalam meyakinkan penghuni asli untuk pindah. Maka terdapat metoda lain yaitu penataan lahan dengan menerapkan proses Metoda Pertukaran Hak (RCM). Kawasan Cibangkong ini dipilih karena merupakan permukiman padat serta harga lahan yang tinggi akibat keberadaan TSM. Permasalahan perancangan yang ingin diselesaikan adalah bagaimana pertimbangan RCM diterapkan dalam perancangan rumah susun. Material yang dipilih yaitu beton prefabrikasi untuk meminimalisir harga dan mempercepat proses konstruksi karena produksi yang dilakukan pelaksanaan produksi ber-samaan dengan pelaksanaan struktur dilapangan. Lingkup rancangan mencakup kawasan hunian dengan fasilitas usaha dan fasilitas umum. Proses ini membuat proyek menjadi lebih efisien dalam segi proses membangun dan efektifitas pemanfaatan lahan yang lebih tinggi.
Kata-kunci : Rumah susun, Right Conversion Method, Beton Prefabrikasi, Modular
Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6.
D 037-042