Suci Febriyani1, Agus Ekomadyo2, Hari Hajaruddin Siregar3
1 Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
2 Staf Pengajar Prodi Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
3 Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi
Bandung.
Abstrak
Pusat kuliner sering sekali berperan sebagai ikon bahkan tempat wisata suatu kota. Sehingga dalam perancangannya pusat kuliner harus dapat merepresentasikan ciri khas lokal daerahnya. Ciri khas lokal kota Medan tidak dapat diambil dari satu budaya tertentu karena kota Medan merupakan meltingpot ragam budaya. Untuk itu ciri khas lokal yang dibawa pada rancangan ini berupa karakter kawasan kota lama Medan yang merepresentasikan keberagaman budaya yang ada di kota Medan. Karakter kawasan sendiri dapat terbentuk melalui unsur fisik maupun non-fisik yang terdapat pada kawasan (Jiven & Larkham, 2003). Unsur fisik dan non-fisik tersebut kemudian diinterpretasikan ke dalam hasil rancangan pusat kuliner. Unsur fisik berupa elemen arsitektur lokal, bentuk dan fungsi bangunan, serta fasad diterapkan untuk menampilkan image kota Medan. Unsur non-fisik seperti sejarah kawasan dan keberagaman perilaku sosial masyarakat diterapkan ke dalam arsitektur pusat kuliner. Serta keberagaman etnis dan budaya diwadahi dengan ruang sosio-kultural sebagai tempat interaksi masyarakat.
Kata-kunci : karakter kawasan, pusat kuliner, kota lama, Medan, sungai Deli
Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6.
D 025-030