PROSIDING TEMU ILMIAH

Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Suci Lestari 1, Agus Dharma Tohjiwa 2

1 Program Studi Magister Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Gunadarma.
2 Departemen Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Universitas Gunadarma.

Email korespondensi: Lestarisuci09@gmail.com

https://doi.org/10.32315/ti.10.e013

Abstrak

Revolusi Industri yang terjadi menciptakan era modernisme. Era ini berdampak pada perkembangan aristektur yang hadir dengan citra bentuk yang sederhana dan geometris tanpa ornamen serta pemikiran instan yang berimpllikasi pada bentuk bangunan yang hanya menyesuaikan dengan kebutuhannya saja. Langgam International yang berkembang di seluruh dunia dianggap menjadi bentukan yang sesuai dengan segala jenis kebutuhan manusia era dini. Permasalahan yang dapat teridentifikasi yakni banyaknya eksplorasi modern yang menutupi nilai dan jati diri arsitektur lokal. Regionalisme muncul dari usaha mengembalikan masa lalu arsitektur lokal. Regionalisme berusaha meleburkan lokalitas dengan modernime yang dihadapi. Adaptasi yang diciptakan mengenai identitas lokal maupun geografis kedaerahan. Asakusa Tourist Information Center merupakan salah satu bangunan dengan usaha menghadirkan kembali identitas arsitektur lokal di sebuah kawasan dengan perkembangan modernisme yang tinggi. Bangunan ini menghadirkan kembali ciri arsitektur bangunan lokal dengan ekplorasi sentuhan modernisme serta material yang ramah dengan kawasannya. Dengan mengidentifikasi penerapan arsitektur regionalisme pada bangunan Asakusa Tourist Information Center diharapkan dapat mengekstraksi sebuah konsep yang dapat di aplikasikan pada bangunan lainnya.

Kata-kunci : regionalisme, lokalitas, modernisme, Asakusa TIC

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 10.
E013-E020