Zya Dyena Meutia1, Roos Akbar2, Denny Zulkaidi3

1,2,3 Institut Teknologi Bandung dan UIN Ar-Raniry Aceh

Email korespondensi: zyadyena@students.itb.ac.id

https://doi.org/10.32315/ti.8.d020

Abstrak

Dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi pergeseran makna pusaka dari pemikiran “bagaimana cara memastikan sebuah objek pusaka tidak akan dihancurkan” menjadi “nilai-nilai apa yang dimiliki sebuah objek pusaka dan bagaimana cara terbaik untuk melestarikan nilai-nilai pusaka tersebut”. Kajian dan penelitian mengenai pusaka di wilayah perkotaan telah banyak dilakukan, tetapi belum banyak yang membahas lebih mendalam karakteristik nilai-nilai signifikan pusaka sebagai pertimbangan dalam menentukan pusaka perkotaan. Nilai-nilai pusaka yang melekat hanya dipertimbangkan dari karakteristik positif dan baik sehingga banyak peristiwa luar biasa yang berdampak negatif seperti konflik dan bencana alam maha dahsyat akan dilupakan untuk generasi mendatang. Permasalahan yang kemudian terjadi adalah adanya pengabaian dimensi gelap dari pusaka akibat suatu peristiwa luar biasa yang berpotensi menimbulkan konflik karena dianggap bernilai negatif padahal perspektif nilai-nilai yang komprehensif dan pertimbangan nilai-nilai dari dark side merupakan salah satu faktor penting di dalam keberhasilan pelestarian kawasan pusaka di perkotaan. Penelitian ini bermaksud meneliti keterkaitan nilai-nilai dari dimensi dark side di kawasan pusaka perkotaan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan sebuah objek dan tempat sebagai pusaka. Penelitian ini memakai paradigma konstruktivis dengan pendekatan interpretatif karena berupaya mengkonstruksikan keberadaan nilai-nilai signifikan kultural dalam persepsi publik memandang sebuah kawasan sebagai pusaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai signifikan yang paling utama bagi mereka yaitu religius, memori, sejarah, trauma, ketangguhan dan sosial.

Kata-kunci : nilai, dark side, pusaka, religius

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 8.
D020-D027