TEMU ILMIAH IPLBI

M. Syavir Latif1, Syahriana Syam2, Rahmi Amin Ishak3, Jasmine Zulkarnain

1,3 Laboratorium Perancangan Arsitektur, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
2 Laboratorium Teori dan Sejarah, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
4 Interior Architecture, Herberger Institute for Design and The Arts, Arizona State University.

Email korespondensi: syavirlatif@unhas.ac.id

https://doi.org/10.32315/ti.6.d057

Abstrak

Dalam rancangan arsitektur, fountain dan sejenisnya umumnya memiliki fungsi utama sebagai elemen estetika, juga menjadi pengendali termal lingkungan sekitarnya. Kampus Unhas Gowa memiliki fountain air mancur yang terletak di bagian depan pintu masuk Gedung Perpustakaan dan Gedung Center of Technology (CoT). Secara faktual keberadaan fountain air mancur belum menjadi daya tarik bagi orang-orang yang lalu-lalang di sekitar area kolam. Secara fisik fungsi sebagai pengendali termaltidak dirasakan orang-orang yang ada di sekitarnya. Penelitian ini mencari tahu mengapa rancangan fountain tidak berhasil sebagai titik fokus dari komposisi rancangan visual? Mengapa fountain air mancur tidak berfungsi sebagai pengendali termal dari lingkungan sekitar? Apa yang harus dilakukan agar fungsi fountainair mancur sebagai titik fokus dan sebagai pengendali termal dapat tercapai? Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan fountain tidak berhasil menjadi titik fokus kampus oleh karena komposisi rancangan visual mengabaikan syarat lokasi dan elemen-elemen visual yang mempengaruhi orang-orang untuk mengarahkan pandangan ke arah fountain.

Kata-kunci : fountain, arsitektur, komposisi visual, termal, Unhas

Temu Ilmiah Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 6.
D 057-064